Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan (1961) - Affandi Koesoema
Karya Lukisan sang Maestro Afandi yang berjudul "Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan" merupakan salah satu karya langka dan istimewa dari Afandi, diantara Karya-karya istimewa lainya. Lukisan ini memiliki nilai falsafah hidup yang dalam, dimana setiap individu Manusia yang ada di Dunia ini terlahir sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainya.
Lukisan yang berjudul "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan" ini dipamerkan di Galeri Museum Affandi yang berlokasi di Jalan Laksda Adi Sucipto No.167, Depok, Sleman, Yogyakarta. Bangunan ini didirikan pada tahun 1974 oleh dirinya. Museum Affandi Jogja merupakan rumah tempat tinggal Affandi yang kemudian diubah menjadi museum setelah Affandi meninggal pada tahun 1990.
SENSASI
Di dalam lukisan ini digambarkan secara ekspresif , dengan sosok pria yang merupakan potret dirinya sendiri yang bertelanjang dada, memiliki perawakan rambut gimbal, gondrong, berjanggut dan berkumis lebat. Wajah pria tersebut digambarkan dengan perpaduan warna coklat muda yang ditumpuk dengan warna merah, hitam, putih, dan hijau. selain sosok pria yang menjadi subjek matternya, disamping kiri, kanan dan atasnya terdapat lukisan topeng atau wajah yang melingkupi bagian backgrounya.
Pada sisi kirinya terdapat lukisan wajah atau topeng berwarna merah darah dengan rambut-rambut gimbal tak beraturan berwarna hitam. Kemudian di atasnya terdapat sosok wajah yang digambarkan tidak terlalu sempurna dengan mata hitam bundar, alis yang terangkat tinggi, lubang hidung yang lebar dan bibir merah yang tebal. Adapun pada sisi kanan juga terdapat lukisan wajah yang digambarkan berupa garis-garis berwarna hitam, hijau, hitam dan biru. Matanya melotot dan pupilnya berwarna hitam kehijauan, lubang hidungnya lebar, mulutnya terbuka lebar serta terdapat rambut-rambut gimbal yang melingkupi wajahnya. Selain itu di atasnya juga terdapat lukisan wajah lain yang digambarkan secara abstrak berwarna merah.
Lukisan ini apabila dilihat ia menggunakan dominasi warna-warna komplementer atau warna-warna yang saling berlawanan seperti terdapat warna-warna merah dan hijau, dan beberapa kombinasi warna yang kompleks karena mencampurkan warna apa saja. Adapun lukisan ini merupakan lukisan dengan aliran ekspresionisme yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan.
PERSEPSI
Sesuai dengan judulnya lukisan ini memiliki falsafah kehidupan yang sanagt dalam. Dimana manusia digambarkan sebagai sosok manusia yang memiliki pemikiran dan pilihan, di dalam pilihan tersebut terdapat hasrat untuk mengikuti jalan kebenaran atau keburukan. Setiap manusia yang ada di dunia ini adalan mahluk yang paling sempurna yang di ciptakan oleh tuhan di bandingkan mahluk-mahluk lainnya, dimana kesempurnaan manusia itu pasti ada kelemaham terbesar yang saling berkesinambungan. Sering pula manusia dilingkupi oleh hawa nafsu dan bisikan-bisikan yang menjerumuskannya pada pilihan yang salah. Dan bisikan-bisikan itu digambarkan oleh seorang Affandi dalam lukisannya seperti sosok-sosok topeng berwajah buruk dan menakutkan, menyerupai peran antagonis pada pertokohan wayang Jawa. sosok-sosok itu sendiri cenderung bukan wajah asli dari manusia itu sendiri. Dia adalah perwujudan dari bisikan-bisikan jahat yang menutup hati dari kebenaran, sehinggan membentuk karakter dalam tingkah laku dalam kehidupan nyata, kecuali mereka Manusia-manusia yang kuat, sabar, tegar dan selalu mendapat petunjuk dari Tuhan, yang bisa mengendalikan nafsu dengan baik dan benar dari Godaaan bisikan Topeng-topeng kehidupan.
KESIMPULAN
Dari lukisan tersebut dapat diambil kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk yang gambang sekali terpengaruh oleh pikiran-pikiran buruk dan hanya manusia yang memiliki jiwa yang teguh saja yang dapat mengenyahkan bisik-bisikan buruk yang datang.
Comments
Post a Comment